Jumat, 16 Maret 2012

when she's got nothing...

           Gadis cantik itu melangkahkan kakinya memasuki halaman rerumputan di sebuah villa. Senyum mengembang di wajah yang putih bersih nan elok ketika dia memandangi buket mawar merah segar di tangannya, kemudian diletakkannya buket itu di meja nakas, di samping kado-kado yang telah diterimanya semenjak ia tiba di villa itu satu jam yang lalu. tentu saja, bukan kado-kado itu yang menjadi tujuannya menyelenggarakan pesta mewah ini. Ia hanya butuh suatu pengakuan. Pengakuan bahwa dirinya telah menjadi seorang gadis muda yang sukses dan kaya raya. Ia hanya membutuhkan status bahwa dirinya tercatat dalam kelompok sosialita yang elite di kota Denpasar ini.
 
               Buket itu dikirim oleh seseorang dari Jakarta (seorang pria, duda beranak satu, 35 tahun). Dan hari ini adalah hari ulang tahun gadis itu ke-23. Menurut berita yang beredar, pesta mewah ini terlaksana berkat bantuan dana dari sang pria tersebut, ditambah seorang pria lain (lajang, 29 tahun, berdomisili di daerah Ubud).
Tiara Maharani. Dia cantik. muda. menarik.
tak seorang pria pun akan menolak pesonanya. Dan dengan kepiawaiannya, dia mampu membuat para lelaki bertekuk lutut dan mengorbankan apapun demi dirinya. 

           Setelah para tamu undangan lengkap, ia memulai pestanya. 21.00 wita, cukup larut untuk memulai sebuah pesta....tapi itulah hidupnya. Beberapa kardus berisi minuman beralkohol telah disiapkannya, di bawah meja saji. Ia tahu bahwa kumpulan sosialita yang diundangnya juga menyukai idenya tersebut, mengakhiri sebuah pesta dengan ketidaksadaran...berjalan terhuyung-huyung...dan menurutnya hal itu terlihat keren, akses masuk ke pergaulan tingkat atas para sosialita yang kebanyakan dari mereka adalah model...artis...pebisnis muda.

             Sang MC bergerak dengan cekatan, memandu jalannya pesta ini berlangsung. Sekarang, ia mempersilahkan sang gadis cantik itu, Tiara, berdiri di depan dua buah kue tartnya, di samping ayah dan ibunya. Satu kue tart pemberian sang ibu, dan satu lagi kue tart berbentuk bunga mawar, pemberian lelaki lajang yang ia temukan di sebuah klub malam di Double Six, Dewa. Teringat Dewa, ia teringat pula kata kakaknya, " kalau kau ingin menemukan seorang pria baik-baik yang akan kauajak berumah tangga, jangan pernah mencari di tempat-tempat dugem seperti itu..." tapi Tiara mengabaikannya, baginya tak ada hal lain yang menyenangkan selain mendapatkan perhatian dari pria-pria mapan seperti Dewa...dan juga Miko, duda beranak satu itu. 

               Happy birthday...happy birthday...happy birthday to you...
sementara lagu Happy Birthday dinyanyikan, sang pengamat sekaligus penulis sedang berdiri di salah sudut ruangan, memperhatikan. para sosialita itu tidak benar-benar bernyanyi, mereka malah terlihat sibuk mengabadikan penampilan di depan fotografer berambut pirang itu. Saat lagu telah usai dinyanyikan, mereka juga tidak benar-benar bertepuk tangan, layaknya telah menerima kebahagiaan ketika seseorang sedang berbagi. 

        Make a wish....gadis itu memejamkan mata sejenak, berdoa. Sejujurnya dia tidak tahu bagaimana cara berdoa. Ia telah lupa, apa yang harus diucapkan pertama-tama pada Tuhan dan pada akhirnya mengakhiri sebuah doa. jadi ia hanya mengucapkan dalam hati  " Tuhan, saat aku sedang memejamkan mata, anggap saja aku sudah berdoa ya...amin "

                Pengamat yang sekaligus penulis masih berdiri, terpaku di tempatnya sedari tadi. Para sosialita itu memandang dengan sinis ketika Tiara memilih membagikan potongan kue keduanya untuk Mirni, pegawainya di tempat ia membuka Butiknya. Mereka menguap bosan, tapi bersemangat kembali ketika Tiara mengatakan " jangan pulang dulu ya, sebentar lagi kita minum-minum "
Pengamat menyayangkan dalam hati, teman seperti apa yang terpikir dalam benak gadis cantik itu? teman seperti apa yang dicarinya di dunia ini? apakah seorang teman yang hanya berada saat kau mengadakan sebuah pesta mewah? apakah seorang teman yang malah menjerumuskanmu ke dunia yang gelap itu? apakah seorang teman yang hanya ada di sekitarmu ketika kau sedang bahagia...sukses...kaya...tapi tak pernah ada untukmu saat kau benar-benar membutuhkan mereka, saat kau sedang susah...sedang miskin...sedang tak berdaya. 
Apakah seorang teman tak pernah benar-benar berdoa dengan tulus untuk kebahagianmu?

kata sang pengamat : " Tiara, carilah teman yang benar-benar tulus menyayangimu..." 



      










 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar